Entri Populer

Sabtu, 21 Mei 2011

Perbandingan Riset Kualitatif dan Kuantitatif di Keperawatan

PERBANDINGAN RISET KUANTITATIF & KUALITATIF DI KEPERAWATAN
I. PENDAHULUAN
Di dalam ilmu keperawatan dikenal istilah “penelitian keperawatan/ nursing research”, penelitian ini menuntut seorang perawat untuk mampu melakukan penelitian sesuai metode dan prosedur kerja penelitian yang benar. Selain itu, peneliti juga harus menggunakan strategi atau cara baru berbasis pengalaman lapangan untuk menemukan realitas di bidangnya atau bidang lain yang terkait (Sudarwan, 2003). Hal ini bertujuan agar dapat menyaring pengetahuan yang telah ada dan membangun pengetahuan baru baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga mampu mempengaruhi praktik-praktik keperawatan untuk dibuat lebih efektif dan efisien.
Penelitian keperawatan ini merupakan proses yang dirancang dan dilakukan secara sistematis untuk mengetahui isu penting di keperawatan termasuk praktek keperawatan, pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan (Polit & Beck, 2006). Ada dua pendekatan penelitian dengan kuantitatif dan pendekatan penelitian dengan kualitatif di dalam penelitian keperawatan. Kedua pendekatan penelitian ini saling melengkapi satu sama lain karena keduanya akan membantu menyeleksi pengetahuan yang berguna di keperawatan. Melihat pentingnya penelitian keperawatan ini maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah dalam membandingkan perbedaan yang terdapat diantara keduanya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif..
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk memaparkan perbandingan dari pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
II. PERBANDINGAN RISET KUANTITATIF & KUALITATIF DI KEPERAWATAN
Pendekatan penelitian dengan kuantitatif merupakan pendekatan formal, objektif dan proses sistematik data berupa angka yang dapat digunakan untuk menghasilkan informasi di dunia sedangkan pendekatan penelitian dengan kualitatif merupakan sebuah sistematik, pendekatan subjektif yang digunakan untuk mendeskripsikan pengalaman hidup dan memberikan pengertian (Polit & Beck, 2006). Berdasarkan pengertian diatas maka diperoleh perbedaan pertama yaitu pada lampiran jurnal kuantitatif menggunakan data numerik dan dapat diukur dengan elemen dasar “angka” yang bersifat objektif. Objektif berarti peneliti tidak boleh terpengaruh dan memihak terhadap objek yang diteliti. Hal tersebut dapat dilihat pada jurnal kuantitatif (lampiran I, halaman 3 dan 4, Ogasawara, Kume, Andou, 2003) terdapat tabel 1 mengenai penghitungan demografis, tabel 2 mengenai penghitungan tanda-tanda dan gejala yang sulit yang ditemukan oleh keluarga pasien, tabel 3 mengenai penghitungan jumlah responden atas pemahaman penggunaan alat-alat bius dan tabel 4 mengenai penghitungan jumlah harapan dari keluarga mengenai terminal dan nursing care. Semua data numerik itu berdasarkan penelitian yang benar-benar dilakukan dan berfungsi sebagai informasi. Pada jurnal kualitatif menggunakan pengumpulan dan analisis data contohnya dapat dilihat pada jurnal kualitatif (lampiran 2, data result, halaman 58, 59, 60 dan 63, Tod, 2003) terdapat data collection, data analysis dan result yang dijelaskan dengan menggunakan elemen dasar “kata” dan juga bersifat subjektif karena peneliti memerlukan keberpihakkan dan keterlibatan terhadap partisipan baik dari segi nilai, perasaan dan persepsi pribadi sebagai alat pengukuran realitas hal itu dikarenakan untuk memudahkan peneliti memahami situasi partisipan secara menyeluruh/ holistik.
Perbedaan kedua terletak pada logical reasoning processes, pada penelitian kuantitatif menggunakan deductive reasoning (umum-khusus) yaitu dimulai dengan teori biasanya memberikan bukti atau sebuah hipotesis yang ditetapkan sebelumnya sedangkan pada penelitian kualitatif menggunakan inductive reasoning (khusus-umum) dimulai dengan melakukan pengamatan biasanya dalam rangka untuk mengembangkan hipotesis baru ataupun memberikan kontribusi kepada teori baru (Polit & Beck, 2006). Hal yang membuktikan bahwa penelitian kuantitatif menggunakan deductive reasoning dapat dilihat pada jurnal kuantitatif (lampiran I, halaman 1, kalimat I dan II, Ogasawara, Kume, Andou, 2003) “ since 1986 cancer has been the leading cause of cancer…” dijelaskan bahwa ada teori yang menyatakan pada umumnya masyarakat Jepang meninggal karena cancer dan kemudian peneliti memberi bukti bahwa teori tersebut berdasarkan Statistik dan Informasi Departemen, Menteri Sekretariat, Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan tahun 1999. Setelah dimulai dengan teori dan pemberian bukti kemudian diikuti dengan paragraf penjelas berisi informasi-informasi yang mendukung paragraf pembuka contohnya dilihat pada jurnal kuantitatif (lampiran 1, halaman 2, pada bagian result) dituliskan informasi pendukung untuk paragraf pembuka dengan cara menjelaskan data-data yang telah diperoleh. Pada lampiran jurnal kualitatif, menggunakan inductive reasoning dapat dibuktikan karena penjelasan rintangan untuk berhenti merokok di masa kehamilan ditemukan pada point akhir paragraf dan paragraf pertama diawali dengan paragraf penjelas. Hal ini dapat dilihat pada paragraf pembuka jurnal kualitatif (lampiran 2, halaman 56, dimulai dari paragraf awal, Tod, 2003) yang memberikan penjelasan mengenai efek merokok bagi si ibu, keadaan bayi, pendapat masing-masing respondent hingga akhirnya paragraf penutup diambil kesimpulan bahwa rintangan terbesar bagi wanita hamil yang merokok yaitu terdapat pada masalah socioeconomic stresses or a large caring burden.
Perbedaan ketiga terletak pada kualitas dari bukti penelitian (quality of evidence) pada lampiran jurnal kuantitatif terdapat reliability yaitu data yang dapat dipercaya karena mengarah pada keakuratan & konsisten serta penting dalam interpretasi statistical analysis kemudian terdapat validity yang merupakan konsep yang paling kompleks dan meyakinkan sedangkan pada kualitatif menggunakan trustworthiness (Polit & Beck, 2006). Di dalam trustworthiness terdapat beberapa kriteria antara lain crediability yaitu mengacu pada keyakinan bahwa peneliti menggunakan riset sesuai dengan “truth” mulai dari ditemukannya data hingga interpretasi peneliti tentang data. Transferability yaitu mengacu pada temuan dari teori yang sudah diperkuat, dapat dipakai dan ditransfer pada pengaturan yang berbeda. Dependability yaitu mengacu stabilitas data yang diperoleh dari data overtime dan over condition harus berhubungan dengan konsep dan ekuivalen. Quality of evidence ini dapat dilihat pada jurnal kualitatif (lampiran 2, tabel 2, halaman 59, Ogasawara, Kume, Andou, 2003) di lampiran tersebut terdapat trustworthiness yang dibagi menjadi berbagai kriteria karena data yang kita peroleh kemungkinan bisa saja mengalami kesalahan mulai dari pengambilan data dan proses menganalisis atau bahkan keduanya. Perbedaan ini dilihat juga dari pernyataan pada jurnal kuantitatif (lampiran 1, kalimat 2, paragraf I, Ogasawara, Kume, Andou, 2003) yang mengatakan bahwa data dapat dipercaya (reliability) dan meyakinkan (validity) karena telah teruji sebelumnya oleh Statistic and Information Department, Minister’s Secretariat, Ministry of health, Labor and Welfare dan benar-benar terjadi pada tahun 1999 di Jepang
Perbedaan keempat yaitu penelitian kuantitatif menggunakan instruments untuk mengukur tingkah laku sedangkan penelitian kualitatif menggunakan komunikasi dan observasi. Hal ini dibuktikan pada jurnal lampiran kuantitatif (lampiran 1, hal 1, bagian metode, Ogasawara, Kume, Andou, 2003) “Completion of a questionnaire comprised of 23 items, including multiple-choice and open-ended questions”. Pada lampiran jurnal kualitatif (halaman 57, kalimat I, bagian metode, Tod, 2003) “the aim of this study was to explore and explain barriers to smoking cessation in pregnancy” dari kalimat tersebut diketahui bahwa dilakukan penelitian dilakukan dengan cara mengeksplor dan menjelaskan rintangan pemberhentian merokok pada masa kehamilan jadi disimpulkan bahwa peneliti menggunakan observasi, interview dan komunikasi.
Perbedaan kelima yaitu pada kuantitatif dilakukan penelitian dengan cara menguji teori yaitu membuktikan bahwa teori yang sudah ada sebelumnya itu benar dan dapat digunakan bahkan dapat diaplikasikan pada bidang keperawatan sedangkan pada kualitatif penelitian dilakukan dengan cara pengembangan teori yaitu melakukan penyempurnaan pengetahuan yang lebih mendalam atau lebih luas sehingga dapat memberikan teori/ pengetahuan yang baru. Pada lampiran jurnal kuantitatif (lampiran 1, halaman 1, pada bagian abstrak yaitu purpose/objectives, Ogasawara, Kume, Andou, 2003) hal tersebut menyatakan “to examine how families of patient…” dari kalimat tersebut dapat kita ketahui bahwa penelitian kuantitatif bersifat menguji hubungan diantara variabel yaitu antara families of patient with cancer perceive dengan satisfied with terminal care given in hospital. Pada penelitian kualitatif (lampiran 2, hal 58 pada bagian result) pengembangan teori diketahui dari cara peneliti mengembangkan fakta yang sudah ada mengenai rintangan dalam melakukan pemberhentian merokok pada masa kehamilan dan kemudian peneliti menganalisis kembali kesadaran/pandangan responden mengenai rintangan untuk berhenti rokok bagi mereka sehingga diperoleh teori-teori baru dari penelitian tersebut dan mengakibatkan teori makin berkembang.
Setelah mengetahui perbandingan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif maka diharapkan peneliti mampu memilih metode ilmiah yang tepat. Memilih metode secara akurat akan membantu proses penelitian lebih lanjut dalam memberi jawaban atas pertanyaan dari masalah yang timbul dalam dunia keperawatan. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang utuh bagi keperawatan karena penelitian keperawatan mempelajari integritas bidang pengetahuan dan perilaku manusia serta pengaruhnya terhadap masalah kesehatan manusia.


III. KESIMPULAN
Penelitian keperawatan mutlak diperlukan agar ilmu pengetahuan dapat berkembang dan permasalahan yang timbul dapat dipecahkan. Penelitian ini sangat mempengaruhi praktek, pendidikan dan administrasi keperawatan. Bila timbul masalah maka hal ini akan memicu perawat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, sebelum perawat melakukan penelitian diharapkan mampu memahami perbedaan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian pendekatan kuantitif. Setelah mampu membandingkan dan memahami keduanya maka perawat dapat memilih metode ilmiah apa yang tepat digunakan dalam melakukan penelitiannya. Metode yang tepat akan mempengaruhi proses dan hasil penelitian. Hasil penelitian yang baik dapat bermanfaat secara langsung bila mampu menghadapi persoalan yang timbul maupun bagi pengembangan ilmu dalam keperawatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar